(Profesi/Retno) Buku Kontemplasi Aksara Hati
karya Rhy Husaeni yang dilaunching
pada 13 Mei 2016 di Knock Cafe, Jogjakarta.
Seiring dengan perkembangan zaman, media penyampaian tulisan
pun semakin berkembang. Salah satunya ialah media sosial yang digunakan sebagai
sarana penyampaian tulisan dalam berbagai bentuk. Jika dilihat dari jenis kiriman
(posting) yang ada di duniamaya, pengguna memanfaatkan media sosial untuk
berbagai keperluan.Media
sosial digunakan sebagai
penyaluran kreativitas, penyaluran hobi, bahkan digunakan
sebagai media propaganda. Misalnya, dalam mediasosial instagram,
banyak kiriman-kiriman
yang bertuliskan lelucon maupun
kata-kata bijak. Kita
semua menyadari bahwa begitu banyak
tulisan-tulisan yang disalurkan melalui media sosial.
Namun
ternyata tulis menulis tidak sepenuhnya tergantikan oleh media sosial, masih
ada pecinta-pecinta sastra yang melahirkan karya nyata dalam bentuk sebuah
buku. Seperti buku karya pecinta sastra yang bertajuk “Kontemplasi Aksara Hati”.Buku
antologi puisi yang baru saja dilaunching
pada 13 Mei 2016 ini merupakanbuah karya Rhy Husaini. Seorang mahasiswa Teknik
Mesin Universitas Islam Indonesia yang menjamah menjadi sastrawan muda, jika
boleh dikata. Pada Jumat pekan ini, dilangsungkan launching bukunya yang kedua di Jogjakarta, berkerja sama dengan Knock
Cafe sebagai tempat dilangsungkannya acara, Sembilan tiga proEvent
Organizer dan Penerbit Mandala Pratama. Acara ini dihadiri oleh berbagai
kalangan baik media, pihak umum, keluarga, dan mahasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan. Diawali dengan
monolog berupa pembacaan narasi dan diselingi pembacaan puisi. Selama Acara, ada
empat buah karya puisi yang dibacakan. Pembaca keempat puisi berasal dari latar
belakang berbeda-beda, bahkan pembaca puisi Jeritan Jalan Raya dan Kebenaran
Hujan datang langsung dari daerah Tasik Malaya, Jawa barat,sebagai perwakilan
komunitas kolaborasi puisi.
Melalui
buku antologi puisinya, Rhy mengemas pesannya dalam dua sub judul yaitu Mengeja
Jagad Raya dan Propaganda Cinta. Pada Mengeja Jagad Raya, Rhy menggambarkan
kehidupan nyata tentang keluarga, tempat, bahkan sindiran politik. Sedangkan
pada Propaganda Cinta, seluruhnya mengenai cinta dan segala tentangnya. Rhy
menuturkan bahwa pada kedua sub judul itu menyuguhkan tentang dua budaya yang
berbeda akan tetapi bersandingan. Budaya yang bisa diukur dengan rasionalitas
dan nominal, dengan budaya mengenai romantisme dan cinta yang tidak dapat
diukur dengan rasionalitas. “Disitu memang ada
kesenjangan yang tidak bisa disatukan, tapi saya melalui seni kesusastraan ingin
menyampaikan kepada orang-orang bahwa kedua hal ini harus kalian renungkan
secara bersamaan,” terang Rhy.
Salah
satu rangkaian acara launching adalah
testimoni isi buku. Pengunjung memberikan testimoni dengan penilaiannya bahwa
diksi yang dipilihnya bagus dan menarik. “Menarik, kita seperti diajak masuk
kedalam kerangka berpikirnya. Tak sampai disitu saja, kita juga dibuat
terhanyut alunan sajaknya seakan menikmati padahal mengalami. Luar biasa.” tutur
Rizki, salah seorang yang menghadiri acara ini.
Frida,
kakak kandung Rhy yang datang dari Kudus menyatakan simpatinya atas buah karya
yang dihasilkan sang adik. Ia menilai, titik kegalauan yang dialami sang adik
dituangkannya pada sebuah cara yang benar, berupa karya antologi puisi. Selain
itu, Farida juga berharap karya sastra Rhy tidak berhenti sampai disini saja
tapi disusul dengan karya-karyanya yang lain.Baik Rhy sebagai penulis maupun
rekan dan keluarganya memiliki harapan yang sama, sang penulis tetap
melanjutkan berkarya dalam dunia sastra dan segera menciptakan karya
selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment