Oleh: Surya, Ianra, Ikhwan
“Kita tau namanya sistem,
pasti ada kelemahan, misalnya saja waktu dia key-in nyendat ,atau trouble
atau mati listrik, sehingga mahasiswa gak bisa key-in online, cara
mengatasinya dengan cara key-in manual itu” ujar Faisal.
Key-in,
untuk mahasiswa baru mungkin sebuah kata masih
terasa asing. Key-in merupakan prosedur yang harus dilakukan mahasiswa dalam
merancang jadwal akademiknya selama satu semester, key-in menurut sebagian orang dapat dikatakan ‘waktu perangnya
mahasiswa’, karena dalam key-in
tersebut, mahasiswa akan berebut kelas dan dosen untuk melancarkan studinya
selama satu semester kedepan, tetapi karena hal tersebut dilakukan secara online,
maka key-in tidak selalu lancar, banyak kendala-kendala terjadi ketika kita melakukan key-in
terutama akses untuk masuk ke
dalam website-nya . Seperti yang
pernah di alami oleh Naila mahasiswa Teknik Industri angkatan 2010 “kalau key-in di FTI (Fakultas Teknologi
Industri) kemaren kan
semuanya ada 5 jurusan semuanya udah full,
satu angkatan saja udah banyak, apalagi 5, nah itu yang bikin lemot, berat, ya terus jadi malah
membebani mahasiswa sendiri, sudah merancang bagus-bagus malah pas di klik
sistemnya eror dan berubah lagi jadwalnya” ,
Key-in
secara online sebenarnya merupakan solusi dari UII, karena awal-awal sebelum
dilakukan secara online, UII menerapkan key-in
manual yang dulu sangat merepotkan bagi bagian Akademik, divisi SIM, dan bagian
Pengajaran saat awal perkuliahan akan dimulai. Banyaknya mahasiswa UII saat ini
tidak memungkinkan lagi untuk melakukan KRS secara manual. KRS online ini
merupakan kewajiban bagi seluruh mahasiswa supaya bisa melakukan registrasi
atau memilih kelas untuk proses perkulihan nantinya. Tetapi sistem KRS online ini masih banyak dikeluh mahasiswa UII khususnya
FTI, karena sistem ini membuat sebagian
mahasiwa mengalami kesulitan untuk memilih mata kuliah yang akan diambilnya. Seperti
komentar dari Raida mahasiswi UII dari FTI
jurusan Teknik Kimia ini yang mengatakan “ saat melakukan KRS online
tidak lancar,
dari saat mengakses ke websitenya,log-in
yang selalu gagal,
terus sampai beberapa menit membuang banyak waktu yang disediakan untuk key-in, juga mengacaukan jadwal
yang telah diatur sebelumnya.”
Kurang efektifnya key-in online yang telah
dilaksanakan oleh FTI, disadari oleh jurusan-jurusan yang ada di FTI, oleh
karena itu jurusan mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah key-in online itu dengan
diadakannya key-in Manual, Kepala Jurusan Teknik Kimia dan Teknik Tekstil
(TK-TT) Faisal menerangkan bahwa ,” kalau
key-in otomatis atau langsung itu
,mahasiswa itu langsung ,ya melalui online
,mata kuliah yang di ambil semester genap ini ,lalu kita tau namanya sistem,
pasti ada kelemahan, misalnya saja waktu dia key-in nyendat ,atau trouble
atau mati listrik, sehingga mahasiswa nggak
bisa key-in online, cara mengatasinya
dengan cara key-in manual itu”
Lain halnya dengan Ega Adrianto dari jurusan Teknik
Industri “iya kendala overload server yang
harus utama diperbaiki, karena ada teman saya yang gagal key-in gara-gara dia susah masuk dikarenakan kecepatan internet dia
kurang cepat. Sehingga, ketika masuk kelas sudah banyak yang penuh” komentarnya singkat saat
diwawancarai Profesi tentang kendala saat KRS. Hal tersebut
menciptakan masalah baru lagi, bagi mahasiswa yang merasakan kuota kelas
melebihi kapasitas yang telah disediakan, akhirnya kurang mendapat fasilitas
yang ada, dan mendapat ilmu yang kurang maksimal oleh mahasiswa yang aktif.
Sebagian dosen tidak setuju dengan penambahan kuota
yang ada. Seperti yang dikatakan Farham dosen tetap FTI jurusan Teknik Kimia “saya
sangat tidak setuju (penambahan kuota), karena saya pernah mengalami sendiri
dulu waktu rapat dosen, disepakati maksimal mahasiswa 61 kelas, sekarang 92
kelas, seperlima kalinya. Menyebabkan efektifitas menyampaikan materi dan pengendalian
kelas tidak efektif, terutama dibagian belakang yang ribut, mau diancamkan juga
tidak boleh, kita kan menegur aja, jangan mengganggu temannya yang lagi
belajar, kalo mau tidur silahkan tapi jangan mengganggu” keluhan Farham.
Masalah-masalah KRS tersebut lebih dipahami oleh
ketua jurusan TK-TT dalam wawancara singkat dengan Faisal, Rabu (01/04/2015) “sistem
pasti mempunyai kelemahan misalnya waktu dia key-in mengalami trouble
atau mati listrik. Sehingga mahasiswa tidak bisa mengalami key-in online, sehingga harus melakukan key-in secara manual, tapi itu harus melalui jurusan, dari jurusan
menghubungi divisi SIM lalu dari divisi SIM itu meminta petugas untuk meng-key-in-kan secara manual. Sistem key-in juga dapat menolak pada proses key-in karena beberapa alasan, misalnya
mengambil 23 sks padahal sks yang dimiliki hanya 21, selain itu terlambat
membayar spp juga tidak dapat melakukan KRS karena itu dilakukan key-in manual”. Faisal juga mengomentari
tentang masalah kuota yang melebihi batas setiap kelasnya ,” perkuliahan hanya
dapat memprediksi jumlah angkatan mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah
tapi yang tidak bisa diprediksi adalah mahasiswa angkatan atas yang akan
mengulang. Karena diprediksi yang mengulang hanya 10% tetapi kenyataannya 20%,
hal tersebut mengharuskan untuk membuka kelas paralel, untuk menghindari
kondusif kelas yang tidak kondusif.”
Dalam proses KRS setiap sistem tentu memiliki
kendala, bagaimana mengaturnya harus dengan kerjasama baik itu dari pihak server kampus ataupun dari mahasiswa sendiri.
Faisal juga menambahkan beberapa saran
terkait dengan proses key-in,
“pertama mahasiswa itu harus disiplin, harus melihat kalender
akademik. Kedua menghitung kuota, supaya mengetahui jatah yang akan diambil
semester selanjutnya. Terakhir jangan terlambat atau lupa untuk membayar spp,
karena jika terlambat akan dikenai pinalti dengan pengurangan 3 sks, jika
melewati batas tanggal yang ditentukan”, tambahnya. Begitu juga beberapa saran dari
beberapa mahasiswa untuk lebih utama memperbaiki sistem, diperbesar, atau
dengan pembedaan jadwal antara angkatan tua dan muda.
Tentunya diharapkan dari masalah yang ada agar tidak
terulang lagi, dan berharap banyak dari pihak kampus terutama dari bagian
Akademik, divisi SIM, bagian Perkuliahan, dan mahasiswa dapat bekerjasama
dengan baik. Sebaiknya saling menampung saran yang masuk dan tetap mencari
solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah.