SEPUTAR PROFESI

"LPM PROFESI FTI UII Adakan Workshop Jurnalistik Sabtu (01/11)"

Untaian "Kata" PROFESI

Lembar berisikan berita milik PROFESI

SEPUTAR PROFESI

Pengrajin Gerabak sedang membakar karyanya agar kokoh.

Diskusi Bersama

Para Caleg (Calon Legislatif) KM FTI dalam acara Diskusi Bersama oleh LPM PROFESI

Pekan Taaruf FTI UII 2014

Suasana Pekan Taaruf (Pekta) 2014 di lingkungan FTI UII.

8/23/15

Cerita Roda Dua Pesta

Oleh : Reza
Reportase bersama Dicky dan Reza

Hari pertama pelaksanaan Pesona Ta’aruf (PESTA) Universitas Islam Indonesia (UII) tahun akademik 2015/2016 dilaksanakan pada Ahad (23/08/15). Terlihat di hari pertama, pelaksanaan PESTA tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya. Salah satu kesamaan konsep acara adalah sistem dan tempat parker. Bagi mahasiswa baru yang membawa kendaraan roda dua diwajibkan mendorong kendaraan mereka ketika telah memasuki area kampus menuju tempat parkir. Tidak lain, tempat parkir yang disediakan panitia berada di lapangan sepak bola depan  Gedung D3 Ekonomi UII.

Dari pukul 03.00 WIB para staf Divisi Keamanan sudah stand-by, menata dan mengatur tempat parkir para maba-miba dari segi tempat, penataan, sistem penjagaan, breifing dan pengarahan staf. Dalam segi penataan terjadi kendala seperti penancapan bambu sebagai tiang pembatas parkir, “ini loh mau tancap bambu tapi tanahnya keras” tutur Afvol Gondo salah seorang staf Divisi Keamanan.
Menurut rundown acara maba-miba harus sampai di kampus pukul 05.30 WIB. Sedikit meleset dari  rundown acara, sampai pukul 07.30 WIB masih terlihat beberapa mahasiswa baru mendorong kendaraan sampai parkiran. Sebagai panitia yang bertugas di perkiran, staf Divisi Keamanan membimbing para mahasiswa baru mengatur kendaraan mereka. Namun, ada saja mahasiswa baru menaruh sembarangan kendaraan mereka. Hal ini mengundang teguran dari para staf Keamanan. 

 Terlihat juga adanya perbedaan posisi parkir, ada kendaraan yang di bawah dan di atas. Afvol Gondo menuturkan adanya perbedaan posisi parkir ini memang sudah di atur, bagian atas tempat parkir panitia dan bawah atau di lapangan sepak bola merupakan tempat parkir khusus mahasiswa baru. Hingga pukul 08.00 WIB tidak terlihat adanya mahasiswa baru yang datang lagi.

Bila pada pelaksanaan Pra-PESTA, kendaraan parkir memenuhi setengah dari lapangan sepak bola, kali ini hanya seperempat dari lapangan sepak bola saja. Hal ini menunjukkan bahwa himbauan para panitia untuk tidak membawa kendaraan pada pelaksaan saat PESTA dipatuhi oleh mahasiswa baru. Namun, terjadi ketidaksepahaman antara divisi kemanan dan mahasiswa baru. Mahasiswa baru mengira yang sekiranya bagi yang membawa sepeda motor harus dibawa melalui jalan degolan tetapi ada mahasiswa menuntun kendaraannya melalui boulevard. ”Kami sudah memberitahu ke maba-miba untuk tidak membawa kendaraan dan lebih baik diantar oleh saudara atau teman” tutur Ersa Cucun Alfindo salah seorang wali jamaah pada pelaksanaan PESTA. 

Ersa juga menuturkan dia mendapat pemberitahuan di grup Panitia Pesona Ta’aruf (PESTA) 2015 bahwa setiap wali jamaah diminta untuk memberitahukan kepada jamaahnya untuk tidak membawa kendaraan. Namun, bagi mahasiswa baru yang tidak memiliki teman atau saudara untuk diminta mengantar boleh membawa sepeda motor namun harus memutar karena melewati jalan degolan. Jalur keluar juga telah diatur sedemikian rupa, dibagi dua jalur yakni jalan degolan dan jalan nganjaran.


Terengah-Engah Demi Kesehatan Mahasiswa Baru

Oleh: Putri dan Ibin
Reportase bersama Ikhsan
Minggu (23/8/15) mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) telah  siap mengikuti rangkaian Pesona Ta’aruf (PESTA) di Kampus UII Terpadu. Ajang perkenalan ini dimulai pukul 05.30 WIB dengan rangkaian acara yang telah disusun panitia PESTA.
Dinginnya suhu pagi itu tidak menyurutkan niat mahasiswa baru untuk datang mengikuti rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan oleh panitia. Akan tetapi, ada beberapa peserta yang sudah tidak sanggup untuk melanjutkan rangkaian kegiatan PESTA meskipun masih pagi. Banyak dari mereka yang terlihat kedinginan, sesak napas, dan pusing. Bahkan ada seorang peserta yang sampai perlu dirujuk ke Rumah Sakit Gramedika. Salah satu staf Departemen Kesehatan, Roni menyampaikan bahwa peserta tersebut memiliki riwayat penyakit dalam, yakni radang otak. Menurut keterangan Roni, peserta itu langsung mendapat penanganan khusus dari Departemen Kesehatan.
Selain Departemen Kesehatan, turut membantu pula dokter yang sedang bertugas di apotek UII dan Departemen Humas dan Transportasi (HUMTRANS) sebagai penyedia ambulance. Ketika ditanya mengenai biaya pengobatan, Roni menjelaskan biaya pengobatan peserta tersebut sudah ditanggung oleh panitia PESTA. “ Untuk saat ini, biaya akan ditanggung oleh panitia, dan ada staf Departemen Kesehatan juga yang ikut mengantar ke rumah sakit.” ujarnya.

Terlihat  pos-pos kesehatan tersebar di tujuh titik di lingkungan UII. Pembagian lokasi pos kesehatan terletak  di boulevard, di depan Kahar Mudzakir, persimpangan perpustakaan UII, di depan lapangan sepak bola depan gedung D3 ekonomi, di depan kantor LEM, di utara Ulil, dan pusat pos kesehatannya  di Kahar Mudzakir. Departemen kesehataan yang beranggota 50 orang dibagi ke setiap titik pos kesehatan. Setiap posnya terdiri dari empat sampai lima anggota kesehatan dibantu oleh seorang tim dari Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM) kedokteran UII.

Mereka bekerjasama untuk menangani peserta yang sakit, setelah itu peserta yang sakit diberi pita dilengan baju sesuai dengan jenis penyakit yang diderita. “ Hanya dua pita yang disediakan departemen kesehatan, pita hijau diberikan untuk yang terkena penyakit ringan, seperti pusing dan sakit perut (maag). Pita merah diberikan untuk yang terkena penyakit berat, seperti asma, sesak napas, jantung, dan penyakit dalam.

Ketika ditemui di depan pintu utara Kahar Muzdakir, terdapat tiga orang peserta terlihat sedang berteduh dan duduk santai. Ketika tim PROFESI mendatangi ketiga peserta tersebut, tim PROFESI mewawancarai salah satu dari mereka. Uswatun, seorang mahasiswi baru Jurusan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris mengaku pusing. “ Tadi pagi sudah sarapan roti, tapi kepanasan jadinya pusing”, ujarnya . Badannya terlihat sehat dan tak tampak ada pita hijau maupun merah di lengan bajunya. Dengan begitu menandakan bahwa ketiga mahasisiwi tersebut tidak memiliki penyakit dalam maupun ringan. Diva salah seorang tim TBMM memberikan keterangan tentang ketiga peserta tersebut. “ Iya, ketiganya mengeluh pusing, tapi kalau sudah selama ini wajarnya sudah tidak pusing lagi, tapi kelihatannya mereka masih ingin beristirahat,” pungkasnya kepada tim PROFESI.



Departemen Kesehatan memang menjadi salah satu departemen yang selalu terlihat sibuk selama kegiatan PESTA berlangsung.   Departemen ini juga sangat dibutuhkan karena fungsinya sebagai pengawal kesehatan mahasiswa baru.  Jadi dengan adanya departemen kesehatan, dapat membantu kelancaran berlangsungnya acara PESTA.

Tahun ini Pesta Tampil Beda

Oleh: Fajar

Ada yang berbeda pada hari pertama kegiatan  Pesona Ta’aruf (PESTA) 2015 dengan PESTA 2014. Tidak ada lagi sikap arogan dan bentakan dari Pemandu Barisan (PB) selama peserta memasuki area utama PESTA. Tahun ini, peserta yang tidak membawa perlengkapan hanya diberi hukuman sederhana, seperti adzan atau melantunkan ayat kursi dan surat pendek. Selain itu, tidak ada pula hukuman fisik yang diterapkan PB terhadap peserta.  Salah seorang PB, Dimas Hilmi mengatakan bahwa PB tidak mengalami kesulitan dalam menertibkan peserta, meskipun tanpa ada bentakan. Enggak, enggak..tetap disiplin. Sama aja (kesulitan yang dihadapi dengan tahun kemarin),” ujar Dimas
Beberapa minggu sebelum kegiatan PESTA berlangsung (3/8/15), pihak Steering Committee (SC) PESTA, Wakil Rektor (Warek) III dan Direktur Kemahasiswaan sudah bersepakat untuk menghilangkan kegiatan yang tidak mendidik, seperti kekerasan fisik maupun verbal.
Poin utama dari kesepakatan tersebut menyebutkan bahwa PESTA sebagai kegiatan orientasi mahasiswa baru UII akan dilaksankan dengan dilandasi prinsip-prinsip keislaman, profesionalisme dan pendidikan manusia dewasa  dengan menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak mendidik (pembodohan/perpeloncoan/kekerasan fisik maupun verbal).
Sebagai bentuk komitmen dari realisasi kesepakatan tersebut, Abdul Jamil selaku Warek III juga turun langsung untuk mengawasi pelaksanaan PESTA. Beliau menuturkan bahwa pelaksanaan PESTA tahun ini lebih disiplin dibandingkan dari tahun kemarin. Namun, beliau menambahkan bahwa kedisiplinan peserta tidak diikuti dengan kedisiplinan panitia. Beliau menyampaikan bahwa masih banyak panitia yang menggunakan kendaraan saat memasuki kawasan boulevard dimana seharusnya hal itu tidak diperbolehkan.Saya setuju dengan ini (ospek tanpa kekerasan). Ini kan konsep pendisiplinan, tapi masalahnya, panitianya juga enggak disiplin, itu persoalannya. Masa masih ada panitia masuk (kawasan bulevard). Seharusnya (panitia) memberikan contoh. Kalau mau masuk ya mestinya sebelum jam sekian (jam 5),” terang Abdul Jamil.
Di lain pihak, Ketua SC  Ryan satriya mengatakan bahwa pelanggaran tersebut sudah ditangani oleh Komisi B. Dia mengatakan bahwa panitia yang melanggar telah didata oleh Komisi B untuk dilakukan evaluasi pada acara PESTA hari berikutnya. Dia juga menambahkan bahwa memang ada panitia yang diperbolehkan untuk keluar-masuk boulevard, seperti Departemen Konsumsi dan HUMASTRANS (Humas dan Transportasi). “Kalau masalah itu (pelanggaran panitia) nanti sudah ditangani oleh teman-teman komisi B. Sudah didata temen-temen panitia (yang melanggar)  dan harapannya besok itu tidak ada  hal seperti itu.  Karena kita keluar-masuk motor itu, karna hanya diizinkan untuk temen-temen konsumsi dan humtrans” demikian tambahnya.
Fajar Suryanto selaku salah satu bagian inti Organizing Committe (OC) membenarkan pelanggaran tersebut. Namun dia juga mengatakan bahwa hal itu terjadi karena ada sebagian panitia yang lembur. Alhasil  jadinya telat. “ disurunya dateng jam 03.00. kalau yang mungkin datang itu ( yg makai motor), mungkin telat. Dan kami berusaha nyampe disini dengan cepat. Masalahnya banyak juga yang lembur, perkab pun tadi malam lembur” imbuhnya.
Masalah lain yang timbul di hari pertama kegiatan PESTA  yakni masih ada sebagian orang yang berolahraga pagi di lokasi yang semestinya tidak diperbolehkan  selain peserta PESTA. Andika surya bagaskara selaku staf Departeemn Keamanan mengatakan bahwa hal itu disebabkan karna kurangnya koordinasi antar divisi keamanan. “ itu ada miss komunikasi , koordinasi antara keamanan. Kan setau saya yang diblokir itu hanya kendaraan. Ternyata pihak SC sendiri mintanya orang-orang joging juga ga boleh lewat. Jadi, setelah dapat peringatan seperti itu, kami jadi membenahi diri  langsung.” imbuhnya.
DI sisi lain, Beni Suranto selaku Direktur kemahasiswaan juga terlihat turun langsung di pelaksanaan PESTA tahun ini. Beliau juga memberikan statemen seputar kegiatan PESTA. Beliau mengatakan bahwa seharusnya orientasi kegiatan ini relevan dengan harapan  dosen  maupun orang tua peserta, yaitu berorientasi pada keteladanan, sehingga semestiya panitia menjadi sosok yang dapat di teladani oleh mahasiswa baru. Tidak boleh ada kesenjangan antara panitia dan peserta.” Yang kita inginkan, bahkan beberapa harapan yang berkembang di dosen, orang tua mahasiswa itu adalah bagaimana orientasi itu berbasis keteladanan. Jadi panitia itu harus sosok-sosok yang  bisa di teladani. Kalau ngga bisa di teladani, gimana ? dia yang bimbing adik-adiknya”ujar beliau.
Untuk mendukung hal tersebut, beliau melakukan inspeksi pada sejumlah panitia di berbagai titik lokasi acara. Menurutnya, untuk tahun ini sudah adil. Hukuman bagi peserta yang terlambat juga  berlaku untuk panitia. “ saya tadi di perempatan FTSP saya ngecek misalkan, owh ini ada yang dorong kan motornya (dia bertanya) kenapa  ko’ dorong ? owh telat. Kemudian ta’ cek panitia bagaimana kalau telat ? kemudian ta,liat ternyata panitia juga dorong. Berarti fear” tegas beliau.
Beliau  mengapresiasi panitia PESTA tahun ini karna di tengah waktu yang mepet mereka tetap dapat menjalankan kegiatannya dengan baik. “ saya kira memang yang perlu di apresisasi dari panitia adalah dengan mempetnya waktu, ya Alhamdulillah dengan segala kekurangannya bisa melaksanakn gitu. Karna memang sebenarnya PR terbesar dari lembaga ini ( LEM ) adalah jadi kalau bisa acara sebesar ini seharusnya dipersiapkan jauh-jauh hari. Bahkan kalau saya punya rencana, ada semacam saembara, adu konsep orientasi. Jadi apa yang dilakukan di masa orientasi benar-benar dapat dipertnggungjawabkan.” tuturnya.

Sterilisasi Jalan untuk Kelancaran Acara

Oleh: Johan dan Ozi

            Minggu, 23 Agustus 2015 merupakan hari dilaksanakannya Pesona Ta’aruf (PESTA). PESTA merupakan nama kegiatan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus)  yang ada di UII. Peserta yang mengikuti kegiatan PESTA tentu memiliki aturan-aturan sehubungan pelaksanaanPESTA. Diantara aturan tersebut, yang berhubungan dengan peserta adalah penggunaan pakaian serta atribut PESTA. Mahasiswa baru yang berbalut baju atasan putih, celana atau rok hitam, sepatu hitam tampak memenuhi lokasi acara.
Hari pertama PESTA dimulai pukul 05.30  WIB. Mahasiswa yang membawa motor diwajibkan untuk tidak menghidupkan motor ketika telah memasuki area kampus. Mahasiswa juga harus mendorong  motor yang mereka tumpangi menuju lapangan sepak bola yang berada di depan Gedung D3 Ekonomi. Lapangan sepak bola tersebut digunakan sebagai lahan parkir bagi mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan PESTA. Sejak awal, memang telah diberitahuak kepada mahasiswa baru diimbau tidak membawa motor ke kampus. Pemberitahuan itu bertujuan untuk mengurangi asap motor serta mensterilkan tempat pelaknaan PESTA.
Pengkondisian lapangan merupakan salah satu rangkaian kegiata PESTA.  Hal itu bertujuan unuk memperlancar proses pengumpulan barang baksos, pengecekan atribut, serta penyitaan barang bawaan. Barang bawaan yang disita meliputi rokok, peralatan make up, guting, dan cutter.
Pada PESTA 2015, sebagian pintu masuk UII kampus terpadu ditutup. Dua pintu masuk menuju UII yang malalui boulevard dan pintu masuk bagain timur (selatan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan) terlihat ditutup dan dijaga oleh Departemen Keamanan. Hal itu bertujuan untuk mensterilkan lingkup PESTA. “ kita sudah kesepakatan kalau daerah rektorat ini  memang steril dari  lalu lalang orang lewat” ujar Andhika.
            Annisa, salah seorang wali mahasiswa baru yang ditemui Tim PROFESI berpendapat bahwa jalur untuk jalan sekitar kampus dipermudah serta diberi arahan. “sebaiknya dipermudah aja, kalau ini ditutup ya dipermudahlah untuk orang tua. Ya bagaimanalah pengantisipasinya? Diarahkan kemana? Supaya mempermudah untuk menjemput anak anaknya” ucap Annisa. Pendapat lain dating dari seorang warga sekitar berinisial “K” berpendapat bahwa pintu masuk UII yang ditutup itu tentu mengganggu. “menutut saya pribadi itu sangat mengganggu,” ujarnya.
Rizki selaku Koordinator Departemen Keamanan ini menambahkan bahwa pengosongan wilayah Ulil Albab merupakan usaha dari Departemen Keamanan. “agar area sekitar Ulil Albab ini steril gitu, karena untuk pengkondisian maba-miba untuk kelancaran acara,” imbuh Rizki. Departemen Keamanan tentu telah mengusahakan sterelisasi lingkungan acara dilaksanakannya PESTA.
Salah satu harapan dari “K” adalah pemberian akses jalan di lingkungan UII selepas pukul 10.00 WIB. Pelaksanaan PESTA bukanlah masalah baginya, akan tetapi diperlukan akses jalan untuk warga sekitar. Tidak lain harapan itu ditujukan untuk tidak mengganggu kepentingan satu sama lain pihak yang berkepentingan.

Pra PESTA, Ajang Kreasi dan Perkenalan Mahasiswa Baru

Foto: Surya/PROFESI " Peserta pra PESTA yang sedang sibuk melakukan kegiatan pembuatan atribut"

Oleh: Putri
Reportase bersama Fajar, Surya, dan Retno

Sabtu 22 Agustus 2015, Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pra PESTA (Pesona Ta’aruf). Kegiatan ini dipersiapan sebagai ajang perkenalan mahasiswa baru. Dalam kegiatan tersebut seluruh mahasiswa baru diagendakan untuk membuat atribut PESTA. Mahasiswa baru dijadwalkan datang dan berkumpul di belakang Kahar Mudzakir  pada pukul 08.00 WIB. Seluruh mahasiswa baru berkumpul dengan jamaahnya masing-masing untuk kemudian disebar ke lokasi yang telah ditentukan oleh panitia PESTA.
Seluruh jamaah mengawali kegiatan pra PESTA dengan perkenalan antaranggota jamaahnya. Agenda selanjutnya, pembuatan co-card yang dipandu oleh Wali Jamaah (Waljam). Para mahasiswa baru terlihat sangat antusias dalam membuat co-card masing-masing. Shofira, mahasiswa baru Ilmu Ekonomi mengatakan bahwa ia tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan atribut PESTA. “Enggak begitu susah kok, ini biasa saja,” ujar Shofira.
Berkaitan dengan hal tersebut, maraknya penjualan atribut instan, tidak lantas membuat mahasiswa baru berbondong-bondong membelinya. Salah seorang mahasiswa baru yang ditemui PROFESI mengatakan ia tidak tertarik dengan hal semacam itu. “ Saya beli atribut sendiri, enggak pesen paketan. Soalnya kurang yakin dan harganya lebih mahal ” Ujar Arie, mahasiswa baru Fakultas Ekonomi.
Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, salah satu konsep dalam kegiatan pra PESTA ada pada kelengkapan Co-card. Tahun ini, Co-card tidak dilengkapi dengan stempel dari panitia sebagai lambang kelegalan atribut. Sebagai pengganti stempel, Co-card dilengkapi dengan stiker dari panitia. Selain itu, Co-card dikumpulkan kepada panitia untuk dikembalikan lagi kepada peserta saat pelaksanaan PESTA.
Disela pembuatan atribut, terlihat seorang panitia dengan slayer merah memeriksa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari tiap mahasiswa baru. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya oknum penyusup. Berkaitan dengan hal itu, apabila ada mahasiswa baru yang tidak membawa KTM, ia hanya akan mendapat teguran.
Di tengah acara, sebanyak tujuh jamaah yang berada di utara Ulil dipindahkan oleh Pemandu Barisan (PB) ke area sekitar Gedung Olahraga (GOR) UII. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut digunakan sebagai tempat parkir mobil bagi para tamu undangan pernikahan yang sedang digelar di Kahar Mudzakir.
Pada PESTA 2015 juga terlihat pemandangan baru ketika melintas di depan kantor Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII, yakni adanya sebuah toilet keliling. Toilet tersebut difasilitasi langsung oleh Rektorat UII. Hal ini memudahkan bagi peserta atau panitia yang ingin buang air selama kegiatan pra PESTA berlangsung.

Kegiatan pra PESTA dijadwalkan berakhir pada pukul 15.00. Namun, banyak dari peserta yang baru meninggalkan lokasi pra PESTA setelah pukul 16.00. 

Konsumsi Tanpa ‘Koreksi’


 Foto: Ianra/PROFESI "Departemen Konsumsi sedang menjaga makanan untuk mahasiswa baru"

Oleh: Nisa
Reportase bersama Ikhwan, Tantowi, Tari, Vicko dan Ianra

            Setiap universitas memiliki agenda rutin OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) dalam rangka menyambut mahasiswa baru. Universitas Islam Indonesia pun tidak ketinggalan mengadakan kegiatan OSPEK yang biasa disebut PESTA (Pesona Ta’aruf). Seperti tahun sebelumnya, rangkaian PESTA 2015 diawali dengan kegiatan pra PESTA yang berlangsung pada tanggal 22 Agustus 2015. Pada kegiatan tersebut, panitia ospek telah mengumumkan bahwa pra PESTA dimulai pada pukul 08.00-15.00 WIB.
Melihat dari lamanya kegiatan yang berlangsung, tentu peserta membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti kegiatan hingga usai. Oleh karena itu, Departemen Konsumsi PESTA 2015 berinisiatif menyediakan konsumsi untuk peserta. Berkaitan dengan hal tersebut, setiap peserta diminta untuk menyerahkan sejumlah uang sebagai bentuk pembayaran konsumsi. Salah satu mahasiswa baru yang berasal dari Jurusan Kedokteran Umum, Ayu mengatakan bahwa mereka diminta untuk membayar dana konsumsi pra PESTA sebesar Rp10.500. Hal senada juga disampaikan oleh Icha, Waljam dari Jamaah tujuh puluh enam. Selain itu, Icha juga mengimbau kepada peserta agar membawa makanan ringan saat pra PESTA.
Konsumsi pra PESTA terdiri dari makan besar dan air minum. Demi memenuhi kebutuhan konsumsi pra PESTA, makan besar disediakan oleh tujuh pengelola warung makan. Kali ini, Kantin Sagar Matha yang berada di Kampus Terpadu UII menjadi salah satu penyedia makan besar tersebut. Afi, pengelola kantin menuturkan bahwa pihaknya hanya diminta panitia untuk menyediakan 645 porsi makan siang. Pada pukul 09.30,  pihak kantin sudah mulai mendistribusikan makanan kepada panitia. Baik makan besar maupun air minum, semua dikumpulkan di halaman depan Rusunawa UII. Dapat dipastikan bahwa pembagian konsumsi akan dilakukan pada saat kegiatan ISHOMA (Istirahat, Sholat dan Makan). Sayangnya, ketika tim PROFESI ingin mengklarifikasi lebih lanjut perihal mekanisme konsumsi, Departemen Konsumsi tidak bersedia memberikan keterangan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, jamaah mulai dibagi konsumsi sekitar pukul 12.00 pada waktu ishoma. Bagi jamaah yang berada di sekitar Auditorium Kahar Muzakir, konsumsi diambil oleh Wali Jamaah di tempat pengumpulan konsumsi. Namun, bagi jamaah yang tidak berada di sekitar auditorium, konsumsi didistribusikan langsung oleh Departemen Konsumsi. Menurut salah satu mahasiswa baru Teknik Sipil, Muhammad Rizqullah menyampaikan bahwa pendistribusian konsumsi saat pra PESTA sudah cukup tertib dan memuaskan. “Mereka membaginya sangat tertib, sangat memuaskan,” tutur Rizqullah. Hal ini sejalan dengan pendapat Dila, mahasiswa baru Teknik Lingkungan. Menurutnya, konsumsi yang didapat peserta sudah sesuai dengan harga yang harus dibayarkan. Mendengar opini peserta pra PESTA kali ini, dapat dikatakan bahwa mereka telah merasa puas dengan konsumsi yang disediakan oleh panitia.