oleh: Ianra dan Ikhwan
“Panita harus mempunyai konsep dan mahasiswa
baru juga ikut berkomitmen untuk menjaga lingkungan….,” ujar Beni, Direktur Kemahasiswaan UII .
Pesona Ta’aruf (PESTA) 2015 merupakan salah
satu kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) yang ada di Universitas Islam
Indonesia (UII). Rangkaian PESTA 2015
berlangsung selama tiga hari. Dimulai dari pra-PESTA pada tanggal 22 Agustus 2015 hingga
PESTA pada tanggal 23 dan 24 Agustus 2015. PESTA 2015 yang dilaksanakan
secara akbar menimbulkan dampak di berbagai aspek, baik sosial, lingkungan
maupun ekonomi.
Dalam kegiatan PESTA, peserta diminta oleh panitia untuk membawa
beberapa barang untuk Bakti Sosial (Baksos). Barang Baksos ini akan disalurkan
oleh panitia kepada warga Umbulmartani, Sardonoharjo, dan Sukoharjo. Beni
Suranto, Direktur Kemahasiswaan menuturkan bahwa apa yang dilakukan panitia
terkait pengumpulan barang Baksos merupakan hal yang baik.
Demi kelancaran kegiatan, panitia PESTA sempat melakukan penutupan
jalur masuk UII. Hal ini dikarenakan kegiatan PESTA tahun ini bertepatan
dengan jadwal remediasi bagi mahasiswa UII. Alasan lain dari penutupan jalan, yakni untuk menertibkan lebih dari 5000
peserta PESTA yang akan dikumpulkan di sekitar Audoturium Kahar Muzakir. Meskipun
begitu, pada realitanya kegiatan perkuliahan berlangsung seperti biasa. Albert, salah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Industri
(FTI) mengatakan bahwa telah dikonfirmasimengenai penutupan jalan hanya dilakukan sampai
pukul 07.30 WIB. Menurutnya, ia tidak begitu terganggu terkait penutupan jalur masuk ke UII.
Seperti PESTA tahun sebelumnya, ada juga peserta yang membawa kendaraan. Panitia mengimbau agar peserta memarkirkan
kendaraan mereka di area parkir yang telah disediakan panitia. Meski begitu, masih banyak mahasiswa yang memarkirkan kendaraan di luar area kampus (red: tempat penitipan sepeda motor). Area yang
dimaksudkan seperti di halaman parkir toko ataupun pekarangan rumah warga yang berada di sekitar
Kampus UII Terpadu.
Hal ini dikarenakan adanya jasa penyedia parkir dadakan yang
bermunculan selama kegiatan PESTA. Salah satu pihak yang menjadi penyedia
tempat penitipan sepeda motor tersebut berasal dari Jurusan Teknik Lingkungan. Azzam, salah satu mahasiswa
Teknik Lingkungan menuturkan bahwa jasa ini tidak untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. “Kami
membuat jasa parkir untuk membantu mendapatkan dana pada acara makrab (malam akrab) dari Jurusan Teknik Lingkungan,” ujar Azzam. Tarif yang dipatok yaitu Rp10.000/motor untuk waktu penitipan selama dua belas jam.
Dampak lingkungan juga tak luput dari kegiatan PESTA 2015. Ewa,
salah satu warga memberikan tanggapan tentang dampak lingkungan akibat PESTA.
“Sampah, itu sampahnya yang buat kotor, kalau misalnya ada ospek itu pasti
sering banget banyak sampah,” ujar Ewa. Berkaitan
dengan ketidakteraturan pengelolaan sampah sebagai dampak PESTA, hal tersebut
juga mendapat tanggapan dari Beni. “Panita harus mempunyai konsep dan mahasiswa
baru juga ikut berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” ujar Beni. Oleh karena itu, setiap orang yang turut berperan di
acara besar ini sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan.