SEPUTAR PROFESI

"LPM PROFESI FTI UII Adakan Workshop Jurnalistik Sabtu (01/11)"

Untaian "Kata" PROFESI

Lembar berisikan berita milik PROFESI

SEPUTAR PROFESI

Pengrajin Gerabak sedang membakar karyanya agar kokoh.

Diskusi Bersama

Para Caleg (Calon Legislatif) KM FTI dalam acara Diskusi Bersama oleh LPM PROFESI

Pekan Taaruf FTI UII 2014

Suasana Pekan Taaruf (Pekta) 2014 di lingkungan FTI UII.

9/4/14

Tenaga di Pojok

Mulai terlihat kesibukan di pojok belakang gedung Kahar Mudzakkir, mereka yang berslayer putih tengah menjalankan tugasnya sebagi tenaga medis dalam acara pesona ta’aruf 2014. Divisi kesehatan yang awalnya beranggotakan tiga puluh lima orang ini, ketika bertugas pada pelaksanaan pesta hanya ada tiga puluh dua anggota yang hadir dan bekerja secara aktif. Menurut keterangan dari koor kesehatan, dari tiga puluh lima orang itu beberapa ada yang mengundurkan diri dan ada pula yang tidak pernah hadir.
Dari tiga puluh dua orang yang bertugas dalam mengatasi 6441 peserta pesta, divisi kesehatan sebenarnya kekurangan tenaga, sehingga dalam menjalankan tugasnya, divisi kesehatan bekerjasama dengan Tenaga Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM). Peralatan yang digunakan dalam pesta merupakan peralatan yang dipinjam dari TBMM. Peralatan yang dimaksud antara lain, obat-obatan dan tandu. Beberapa anggota dari TBMM juga terlihat bertugas membantu di lapangan sebagai salah satu bentuk kerjasama. Sejumlah lima orang dari TBMM bekerja dengan cara bergantian shift selama enam jam. Selain dengan TBMM, divisi kesehatan juga dibantu oleh divisi humstran dalam urusan transportasi untuk kepentingan kesehatan selama acara.
Terbatasnya ruangan yang digunakan sebagai posko kesehatan menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh divisi kesehatan. Pada hari pertama pesta hari selasa 2/9 2014, lebih dari seratus mahasiswa baru yang ditampung di posko kesehatan. “pura-pura sakit juga ada, ketahuan, kelihatan. Pura-pura sakit diem didalam ruangan tapi saat kita masuk dia lagi ngaca, malah main HP” papar bayu selaku koor kesehatan saat ditemui PROFESI di posko kesehatan. Dalam mengatasi permasalahan ini, mahasiswa yang terlihat sehat akan dikembalikan dibarisannya yang semula.
Tenaga medis yang telah bekerja keras dengan beberapa keterbatasan ini, masih saja mendapat koreksi. Dikatakan bahwa divisi kesehatan tidak berlalu-lalang atau stay di lapangan, “ya sebenernya mereka enggak tahu aja kerjanya kesehatan sendiri itu kaya gimana, padahal kesehatan sudah standbay” ucap bayu. Sebagai tindak lanjut dari evaluasi dihari pertama itu, bayu menginstruksikan untuk selalu siap sedia agar bisa mengatasi segala permasalahan yang ada.(Retno)

Cita di Kuliah Perdana 2014


“Belajar di UII adalah proses penanaman nilai, akhlak dan pembelajaran ilmu pengetahuan kepada mahasiswa untuk berproses menjadi insan yang berguna bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa depan.”

KULIAH perdana merupakan bagian dari rangkaian acara Pesona Ta’aruf (PESTA) 2014 yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya bagi mahasiswa/i baru UII. Kuliah perdana yang dilaksanakan di Auditorium Kahar Mudzakkir ini bertemakan “menjadi pemimpin bangsa” dan diikuti sebanyak 6441 mahasiswa baru UII (sumber: website UII), pada Senin (1/9).
Kegiatan yang dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB berisikan motivasi sekaligus nasihat ke para calon pemimpin bangsa yang kelak berkesempatan menjadikan bangsa Indonesia lebih baik lagi, oleh karena itu para pemateri dalam kegiatan tersebut menyampaikan banyak hal tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, berintegritas dan jujur, juga penanaman nilai akhlak yang diperlukan oleh seorang pemimpin. “Belajar di UII adalah proses penanaman nilai, akhlak dan pembelajaran ilmu pengetahuan kepada mahasiswa untuk berproses menjadi insan yang berguna bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa depan,” ungkap Harsoyo selaku Rektor UII. Selain itu, ketua Komisi Yudisial, Suparman Marzuki menegaskan bahwa menjadi mahasiswa UII memiliki tanggung jawab dalam mengedepankan nilai integritas dan kejujuran. “Mahasiswa UII juga dituntut untuk memiliki budaya belajar disiplin yang tinggi,” lanjut Alumni Fakultas Hukum UII tersebut kepada mahasiswa baru UII.
Pelaksanaan kuliah perdana tersebut mendapat banyak tanggapan dari para mahasiswa baru UII. Contohnya saja Rosy mahasiswi baru jurusan Akuntansi  yang merasa bahwa kuliah perdana tersebut sangat bermanfaat untuk menambah motivasi belajar di jenjang universitas dan juga pengenalan tentang universitas sekaligus gambaran tentang dunia perkuliahan. Berbeda dengan tanggapan tersebut, Rizka yang merupakan mahasiswi baru jurusan Psikologi mengatakan ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kuliah perdana yang seharusnya dapat diperbaiki antara lain monitor di luar gedung auditorium yang menampilkan keadaan di dalam auditorium dalam keadaan tidak menyala sehingga sebagian mahasiswa baru tidak mengetahui kegiatan di dalam gedung. Selain itu, ketika menyanyikan Himne UII para mahasiswa baru tidak dapat mengikuti, dikarenakan belum hafalnya lirik dari Himne UII tersebut. “Seharusnya mahasiswa baru diberi selebaran dari lirik himne UII agar bisa mengikuti”, tegas Rizka. (Tantowi, Romly)

Kami Aman Namun Ditinggalkan

         BELUM usai acara dihari pertama Pesona Ta’aruf (PESTA) Rabu 3/9, azan maghrib telah berkumandang. Masjid Ulil Albab, ya dari situlah asal suara panggilan untuk menunaikan sholat itu. Acara yang masih berjalan dikala itu harus berhenti sejenak hingga azan Magrib selesai berkumandang. Meskipun pesona ta’aruf dihari itu belum selesai, hampir bisa dipastikan bahwa dengan terdengarnya suara azan magrib maka acara sudah hampir sampai pada susunan rundown acara yang paling ujung. Pemberitahuan barang-barang yang perlu dibawa hari esok menjadi kegiatan penutup pesta dihari pertama.
Mulai terlihat mahasiswa-mahasiswa berpakaian hitam putih berjalan menuju tempat parkir motor yang terletak dilapangan sepak bola Universitas Islam Indonesia. Kerumunan mahasiswa baru yang mulai bergegas dari tempat pelaksanaan pesta ini pertanda acara pesta hari pertama telah benar-benar selesai. Di tempat parkir yang telah disediakan oleh panitia mulai terjadi atrean kendaraan bermotor yang akan keluar. Panitia dari divisi keamanan mengatur sedemikian rupa agar kendaraan yang parkir dapat keluar dengan teratur.
Bentang tali-tali hitam yang ada di lapangan menjadi alur jalan keluar dari tempat parkir. Panitia divisi keamanan mengatur kendaraan dengan membuat baris-baris sepeda motor. Akses menuju tempat parkir sangat terbatas karena hanya ada satu pintu untuk keluar masuk kendaraan bermotor. Jalan yang dipergunakan untuk keluar masuk dari tempat parkir pun tidaklah mulus, sehingga menghambat proses dan memperlama waktu keluar dari parkiran. Setiap kendaraan yang keluar dari tempat parkir wajib menunjukkan STNK kepada panitia yang bertugas dipintu keluar lahan parkir. “kalau yang nggak bawa STNK ya kita catat nomor mahasiswa sama nomor kendaraannya” jelas salah satu panitia yang bertugas waktu ditemui PROFESI di area parkir. Terbatasnya akses dan adanya proses pengecekan STNK tentu saja cukup menguras waktu. Meskipun demikian, durasi waktu yang digunakan untuk kegiatan evakuasi motor ini berjalan sesuai dengan perkiraan panitia yaitu kurang lebih satu jam.
Pada pukul 19.23 terlihat panitia yang bertugas di pintu keluar tidak lagi sibuk mengecek STNK setiap kendaraan yang keluar, ini artinya tidak ada lagi kendaraan bermotor yang masih ada di area parkir. Ternyata tidak sesuai dengan fakta yang ada, terdapat belasan sepeda motor yang masih berada di lapangan sepak bola. Memang masih ada banyak motor yang ada di lapangan karena ditinggalkan pemiliknya. Tentu saja motor yang tak diurus ini akan menjadi urusan divisi keamanan. Seluruh motor yang tersisa disatukan dalam satu area agar lebih mudah dalam menjaganya. Panitia bagian keamanan juga akan bekerja secara bergantian untuk mengamankan motor-motor tersebut.
Meski harus menuntun sepeda motornya untuk memasuki area parkir dan harus antre sekian panjangnya untuk keluar dari area parkir, sebagian besar mahasiswa baru memilih untuk tetap parkir di tempat yang telah disediakan oleh panitia. “kalau parkir di dalam kan udah pasti aman, soalnya dijagain panitia” jelas Adek Putra salah satu mahasiswa dari fakultas hukum. Meskipun butuh perjuangan baik dari mahasiswa baru maupun dari panitia yang bertugas, keamanan merupakan hal yang wajib diutamakan untuk kebaikan bersama.(Retno)

Cerita Parkir PESTA UII 2014


                    
    Ada yang baru di Pesona Ta’aruf  (PESTA) Universitas Islam Indonesia (UII) tahun ajaran 2014/2015. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini ada perubahan alur masuk mahasiswa baru yang menggunakan sepeda motor. Hal ini dikarenakan adanya penyempitan jalan boulevard yang tidak memungkinkan begitu banyak motor masuk ke wilayah kampus bersamaan dengan barisan mahasiswa-mahasiswi baru (maba-miba).

Adanya penyempitan boulevard memang cukup memberikan dampak yang kentara pada penyelenggaraan PESTA. Dalam kasus ini pihak panitia PESTA telah menyiapkan cara untuk menyiasati agar alur masuk maba-miba yang membawa motor itu tetap teratur dan terkendali. Jadi, semua maba-miba dikondisikan masuk ke area kampus melalui jalan dari Degolan.
Maba-miba yang membawa motor diharuskan turun dari motor dan menuntun motor miliknya begitu memasuki area kampus UII menuju area parkir yaitu lapangan sepak bola UII. Kemudian maba-miba itu diharuskan mengikuti alur yang telah ditentukan oleh panitia. Alur tersebut yakni mengitari Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) menuju lapangan sepak bola yang letaknya di depan gedung D3 Ekonomi UII.
Selebihnya, maba-miba yang telah memarkir motornya tetap mengikuti barisan seperti maba-miba yang lainnya yakni barisan yang bermula dari pintu utama (boulevard) UII. Namun hal itu hanya berlaku untuk maba-miba yang datang tepat waktu. Untuk maba-miba yang datang terlambat, pembentukan barisan bermula di depan gedung D3 ekonomi dan menyusul yang lainnya.
Selain itu, kondisi di lahan parkir itupun telah diatur sedemikian rupa oleh panitia agar tidak akan menyulitkan maba-miba ketika akan mengambil kembali motornya. “Justru itu kita buat parkiran motornya seperti ini (berhadapan), sehingga ketika mereka keluar tinggal memundurkan motornya dan bisa lewat mana saja (ketika di lapangan). Dengan ini tidak bakal ada kemacetan,” ungkap Muhammad Fajrin, panitia PESTA dari divisi keamanan.
Akan tetapi ternyata ada saja maba-miba yang menyimpang. Ditemukan sejumlah maba-miba yang tidak memarkir motornya sesuai regulasi yang ditentukan oleh panitia. Terlihat di depan indomaret banyak maba-miba yang berebut tempat parkir. Hal itu pulalah yang dikeluhkan oleh pegawai indomaret. “Parkiran penuh banget mas, tadi pagi parkiran ini penuh sama motor maba. Saya sampai parkir dibelakang, bahkan teman saya sampai parkir di samping. (di samping indomaret.red)” ujar Ati, pegawai indomaret.
Fajrin menambahkan bahwa seharusnya maba-miba mengikuti peraturan yang berlaku. “Semua motor maba memang diarahkan ke Degolan, ya agar semua maba merasakan hal yang sama, itu cobaannya.” Pihaknya mengaku keamanan di area parkir itu sudah diatur dengan baik karena saat maba-miba pulang membawa kembali motornya pun akan diadakan pengecekan STNK. (Farida, Zidny)

Wajah Baru Advokasi

                     Pembukaan Pesona Ta’aruf (PESTA) mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) tahun ajaran 2014/2015 berlangsung dengan meriah. Antusiasme para mahasiswa baru (maba) terlihat begitu tinggi dengan adanya pelepasan balon bersama-sama. Segenap panitia PESTA pun tak lengah melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Demi kelancaran berjalannya acara PESTA, pihak rektorat UII pun membentuk tim advokasi rektorat sebagai bentuk kepedulian terhadap kegiatan mahasiswa.
Pemandangan yang berbeda tersaji pada Tim advokasi rektorat tahun ini. Tim yang biasanya hanya mengadvokasi dari balik meja kerja di rektorat pada tahun ini terlihat turun ke lapangan. Mereka melakukan pengawasan langsung di lokasi acara Pesta. Terlihat Wakil Rektor III Abdul Jamil mengatur jalan masuknya peserta PESTA di boulevard pada pagi hari. Begitu pun Beni suranto, salah satu tim advokasi rektorat, terlihat mengawal jalannya acara PESTA.
Tampilnya tim Advokasi Rektorat pada tahun ini menjawab pertanyaan seputar ada tidaknya tim advokasi dari rektorat. Meskipun dari tim advokasi rektorat sendiri mengaku bahwa tim ini selalu ada pada setiap tahunnya. namun pada tahun kemarin tidak terlihat tim advokasi rektorat mengawasi jalannya pesta. Keberadaan tim Advokasi Rektorat pada tahun kemarin dirasa tidak maksimal  “pada tahun kemarin  (tim advokasi Rektorat) ada, namun tidak maksimal” ujar Bowo, Anggota Tim Advokasi dari DPM .
“Tim pemantau terdiri dari pimpinan-pimpinan unit seperti dekan. Kemudian rektor dan segenap wakil rektornya juga ada,” kata Saryudi, salah satu tim advokasi rektorat yang ditemui tim reporter PROFESI. Saryudi mengaku pihak rektorat selalu membentuk tim yang serupa untuk melakukan pengawasan atau monitoring kegiatan mahasiswa. Hal tersebut tidak lain adalah perwujudan dari rasa tanggung jawab pihak rektorat UII.
Adanya tim advokasi rektorat ini adalah untuk meng-cover tim advokasi PESTA. Tim advokasi rektorat akan melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh tim advokasi dari Mahasiswa. Sebagai contoh adalah pemasangan spanduk yang telah dilakukan oleh tim advokasi dari rektorat.
Saryudi menambahkan bahwa segenap tim bentukan rektorat bertujuan untuk mengendalikan dan mengawasi kegiatan mahasiswa. Bahwa meskipun mahasiswa mendapatkan kebebasan untuk berkreasi, pengawasan itu tetap ada agar seluruh kegiatan terkendali dengan baik.

Pelanggaran di PESTA 2014

Pesona Ta’aruf Universitas Islam Indonesia (PESTA UII) 2014 dilaksanakan pada tanggal 3-4 September 2014. Pada hari pertama PESTA, mahasiswa dan mahasiswi baru (maba-miba) diwajibkan untuk membawa berbagai macam atribut dan perlengkapan. Tetapi masih banyak maba-miba yang tidak membawa atribut dan perlengkapan.           
            Atribut dan perlengkapan yang wajib dibawa adalah co-card, buku bacaan dan sembako untuk bakti sosial, alat sholat, alat tulis, dan balon gas. Khusus untuk balon gas, panitia memberikan peraturan khusus, yaitu jika harganya lebih dari Rp10.000 maka maba-miba diperbolehkan untuk tidak membawanya.
            Salah satu maba yang melanggar adalah Fachri dari Fakultas Ekonomi. Ia akhirnya mendapat hukuman karena tidak membawa alat sholat dengan alasan lupa membawanya karena terburu-buru pergi. Fachri dihukum membaca ayat Al-Qur’an oleh Divisi Keamanan PESTA.
            Tak hanya Fachri, masih ada banyak lagi maba-miba yang tidak membawa atribut dan perlengkapan. Ada yang tidak memakai peci, tidak membawa co-card, dan atribut lainnya. Berbagai alasan diberikan ke panitia antara lain lupa, terbawa oleh teman, dan berbagai macam alasan lainnya.
            Selain membawa berbagai macam atribut dan perlengkapan, ada juga aturan untuk pakaian yang dikenakan. Para maba diharuskan untuk memakai kemeja berwarna putih, celana dasar hitam, dasi hitam, peci, dan sepatu hitam. Sedangkan para miba harus menggunakan atasan kurung warna putih, rok panjang hitam, jilbab putih, dan juga memakai sepatu berwarna hitam.
            Salah satu maba dari Fakultas Ilmu Agama Islam mendapat hukuman untuk mengumandangkan adzan oleh panitia. Maba jurusan Ekonomi Islam ini mengungkapkan bahwa dia menerima hukuman karena dia melanggar peraturan yang ada, yaitu memakai sepatu berwarna cokelat. Dia juga menambahkan bahwa ia menerima hukuman yang diberikan oleh panitia karena sudah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan.
            Dengan tidak membawa atribut, perlengkapan,dan juga tidak mengikuti aturan, panitia memberikan hukuman kepada yang melanggar. Hukuman yang diberikan oleh panitia adalah menyanyikan lagu nasional, mengumandangkan adzan, dan membaca ayat-ayat Al Qur’an. Setelah mendapatkan hukuman yang diberikan oleh panitia, maba-miba yang melanggar kembali ke masing-masing jamaahnya untuk mengikuti acara selanjutnya. (Reiny, Ryan)                

MAKAN NASI ATAU MAKAN “HATI” ?

“kita dari SC mohon maaf terkait keterlambatan ini, kita berjanji untuk hari-H PESTA tidak ada keterlambatan lagi. 

       Disela-sela kegiatan Pra Pesona Ta’aruf (PESTA) 2014 pada (2/9), mahasiswa-mahasiswi baru UII didata untuk keperluan konsumsi selama Pra dan pada hari-H PESTA.  Ada kekurangan ketika pendataan tersebut, yaitu banyaknya mahasiswa baru yang hadir di luar perkiraan panitia sehingga menyebabkan terlambatnya konsumsi tambahan di luar perhitungan jajaran SC PESTA. Hal ini disebabkan kesalahan perhitungan dari steering committee (SC) dan keterlambatan maba-miba yang hadir ke Pra PESTA.
  Adanya insiden tersebut membuat Abdul Jamil, wakil rektor III marah dengan prediksi panitia yang kurang tepat. “Prediksimu bagaimana? seharusnya kamu tepat,” nada marah Jamil kepada panitia. Ketua SC Pesona Ta’aruf juga membenarkan adanya kejadian tersebut, “Kita dari SC mohon maaf terkait keterlambatan ini, kita berjanji untuk hari-H PESTA tidak ada keterlambatan lagi," ungkap Hafid.
  Panitia PESTA memperkirakan lima ribuan mahasiswa baru yang akan datang pada Pra PESTA dari 6441 mahasiswa baru UII. Ternyata berbeda ketika dilapangan, ± 5700 maba UII yang ikut Pra Pesta. Akibat dari animo mahasiwa baru yang tinggi, panitia yang terkait dengan insiden tersebut keteteran mengatasinya.
  Dari data final panitia, ada enam jemaah atau dua ratus lebih mahasiswa baru yang tidak mendapatkan konsumsi di Pra PESTA. Panitia hanya menyanggupi lima ratus untuk menutupi kekurangan konsumsi peserta Pra PESTA. Tindakan lanjut dari panitia adalah memberikan dua pilihan kepada para peserta, yaitu mengembalikan uang ke peserta atau wali jemaah (waljam) dan membelikan snack. Tanggapan mahasiswa baru juga beragam, ada yang mau dibelikan snack, sebagian lagi makan setelah kegiatan selesai.
   Menanggapi tindakan panitia, Pak Jamil juga mengapresiasi respon dan kerja sama antar panitia. “Saya anggap sudah bagus, kerja sama antar panitia,” lanjut Jamil. Wakil Rektor III UII tersebut berpesan panitia harus lebih aktif lagi ketika menghadapi kondisi-kondisi yang di luar perkiraan atau konsep yang sudah ada. (Tantowi)
   

Gerbang Sempit, Lalu Lintas Rumit

Kuliah perdana  telah terlaksana, mahasiswa  baru bersiap menghadapi rangkaian pengenalan lingkungan  kampus atau disebut OSPEK. Di Universitas Islam Indonesia  OSPEK  dinamakan dengan PESTA (Pesona Ta’aruf). Mahasiswa baru dari seluruh fakultas berkumpul  di kampus terpadu untuk melaksanakan serangkaian acara PESTA.
Ada yang sedikit berbeda dalam PESTA  2014 kali ini. Pelaksanaan pesta berbarengan  dengan pembangunan beberapa infrastruktur seperti  pelebaran dan pergantian paving boulevard, pembangunan taman dan  pendirian toko buku. Namun pelebaran dan pergantian paving boulevard yang belum kelar menyebabkan pintu masuk bagian selatan tidak dapat diakses, sehingga dalam PESTA 2014 hanya menggunakan satu pintu masuk.
Akibat dari pengurangan jalan masuk  tersebut, para mahasiswa  maupun dosen dan karyawan yang menggunakan kendaraan tidak dapat mengakses pintu masuk tersebut. Menurut Eko Priyandono, salah satu staff Departement Keamanan PESTA 2014, pintu masuk untuk mahasiswa baru maupun karyawan yang memakai kendaraan dialihkan lewat Degolan, sehingga para mahasiswa dan para karyawan tersebut harus memutar melewati pintu masuk bagian belakang agar bisa masuk ke wilayah kampus. Dia juga menambahkan bahwa hal ini dilakukan agar tidak terjadi tabrakan dengan  kendaraan lain maupun dengan  pejalan kaki.
Guna meningkatkan keamanan, pihak Departemen Keamanan PESTA 2014 berkoordinasi dengan security dan juga menwa untuk proses kelancaran lalu lintas. Wilayah pintu masuk akan disterilkan untuk mahasiswa baru yang mengikuti rangkaian PESTA 2014 dari jam 6 sampai jam 8 guna proses kelancaran mahasiswa baru mengikuti PESTA 2014 yang sedang berlangsung.
Untuk penempatan parkiran,  kendaraan akan ditempatkan dilapangan bola UII depan D3 ekonomi, dimana sebelumnya pada pintu masuk dekat FTSP mahasiswa baru diharuskan untuk mendorong kendaraannya. Untuk penjagaan wilayah parkiran, departemen keamanan PESTA telah menempatkan staff-staffnya untuk menjaga kendaraan tersebut. Ketika rangkaian PESTA 2014 hari pertama telah dilaksanakan, mahasiswa baru yang hendak pulang wajib memperlihatkan STNK guna meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. (Arbi, Yadi)

Atribut Kami Tak Berstempel


Stempel yang sejumlah tiga buah itu tentu saja tidak mencukupi untuk menstempel atribut-atribut dari delapan puluh jamaah yang rata-rata setiap jamaah berjumlah delapan puluh.

Keramaian mulai terlihat seusai azan ashar berkumandang dihari itu, selasa 2/9. Peserta Pesona Ta’aruf mulai berhamburan meninggalkan area pelaksanaan pesona ta’aruf (pesta) yang dilaksanakan di belakang gedung Kahar Muzakkir. Acara yang diagendakan pada hari itu telah usai. Pokok dari agenda hari itu adalah pembuatan atribut yang wajib berstempel dari panitia pesta. Peserta pesta diwajibkan mengikuti kegiatan prapesta sebagai syarat wajib agar dapat mengikuti acara pesta dua hari mendatang.
Sesuai dengan rundown yang telah disebarkan kepada panitia, khususnya wali jamaah sebagai pemandu mahasiswa baru, semua acara berjalan dengan cukup lancar. Pada rundown itu tertulis pembuatan atribut dimulai seusai ISOMA, namun sebelum waktu yang telah dijadwalkan telah terlihat aktivitas pembuatan atribut. Sesampai waktu isoma, para waljam dari masing-masing jamaah diwajibkan untuk mengumpulkan atribut yang telah dibuat oleh para mahasiswa baru. Tujuan dari pengumpulan atribut ini adalah untuk mendapatkan stempel yang disyaratkan untuk hari esok. Tentu saja hal ini tidak sesuai rundown yang telah ada.
Salah satu wali jamaah menuturkan bahwa ada perubahan rundown untuk acara hari itu. Perubahan dilakukan pagi hari sebelum acara dimulai, sehingga banyak panitia yang belum memiliki rundown terbaru. “rundownn yang baru cuman tulisan tangan anak acara terus difotocopy” papar Fahmi.
Terjadi kesalah pahaman mengenai acara dihari itu, terutama pembuatan atribut. Selain kesalah pahaman mengenai waktu pelaksanaan, terjadi pula kesalah pahaman mengenai sistem menstempel atribut yang seharusnya dilakukan perseorangan dengan cara mengantre. Terlihat kondisi acara berjalan tidak tepat dengan rencana, kegiatan menstempel dilakukan dengan cara yang berbeda dari rencana. Wali jamaah diinstruksikan untuk mengumpulkan semua atribut masing-masing jamaahnya untuk kemudian distempel. Kegiatan menstempel dilakukan sewaktu isoma  oleh  Steering Comitte yang berjumlah tiga orang.
Stempel sejumlah tiga buah itu tentu saja tidak mencukupi untuk menstempel atribut-atribut dari delapan puluh jamaah yang rata-rata setiap jamaah berjumlah delapan puluh. Akibatnya, tentu saja ada. Banyak maba yang tidak mendapatkan stempel dari panitia. Salah satu mahasiswa baru yang tidak berkenan disebutkan namanya mengatakan bahwa semua maba dari jamaahnya tidak mendapatkan stempel panitia.
Peraturan yang dibuat oleh komisi B salah satunya adalah atribut wajib berstempel dan stempel itu bisa didapatkan sewaktu acara prapesta. Aturan yang telah disahkan itu kini telah dirubah. Banyaknya mahasiswa baru yang tidak mendapatkan stempel menjadi sebab dari perubahan kebijakan dari komisi B ini.
Beberapa mahasiswa baru yang berasal dari FMIPA mengungkapkan kekecewaannya saat ditemui seusai acara prapesta. Mereka mengeluhkan perubahan-perubahan kebijakan yang dilakukan secara mendadak ini. Perubahan aturan yang hanya disebarkan melalui sms dan sosial media dianggap kurang meyakinkan.(Retno)

Kami Jamaah DR Wahidin

          Rangkaian kegiatan pesona ta’aruf (PESTA) sudah dilaksanakan mulai dari Senin (1/9) di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII). Pada Selasa (2/9) pagi, kegiatan pra PESTA dilaksanakan satu persatu sesuai rundown acara yang telah disusun oleh panitia PESTA. Mulai dari absensi hingga pengkondisian penempatan jamaah-jamaah, semua dipandu oleh wali jamaah (waljam). Setiap WalJam memandu mahasiswa dan mahasiswi baru (maba dan miba) selama kegiatan dilaksanakan.
Salah satu rundown kegiatan pra PESTA adalah kegiatan perkenalan dan pembuatan atribut.  Untuk pelaksanaan kegiatan, setiap jamaah dikondisikan untuk mencari tempat disekitar wilayah kampus terpadu uii. Semua jamaah berpencar mengikuti instruksi dari masing-masing waljamnya.
Di pojok kanan belakang gedung perpustakaan pusat UII terlihat beberapa kelompok jamaah yang sedang melaksanakan rangkaian kegiatan. Salah satu jamaah itu adalah jamaah 32 dengan nama jamaah DR Wahidin S. Sewaktu jamaah lain,  yang berjumlah sekitar delapan puluh orang per jamaah, tengah saling berkenalan dengan rekan jamaa, terlihat keigiatan yang berbeda pada jamaah 32 ini. Jamaah yang terlihat dipandu oleh satu wali jamaah ini tengah memulai kegiatan pembuatan atribut yang akan digunakan pada saat pelaksanaan PESTA. Terlihat jamaah DR Wahidin ini mendahului jamaah lain dalam memulai aktivitas pembuatan atibut.
Ketika PROFESI mengklarifikasi hal tersebut, wali jamaah 32 menuturkan bahwa ia lupa akan salah satu rundown yaitu perkenalan maba dan miba dalam jamaah. Setiap wali jamaah telah diberikan rundown sebagai patokan dalam melaksanakan acara pesta, tak terkecuali wali jamaah dari jamaah 32 ini. Ia mengaku bahwa ia membawa rundown ditangannya namun dia lupa akan kegiatan perkenalan, sehingga kegiatan pembuatan atribut yang telah dimulai terpaksa diberhentikan dan memulai kegiatan perkenalan. Wali jamaah yang hanya bertugas sendiri itu terlihat kualahan dalam mengatasi hal ini.
Kelalaian wali jamaah tersebut menyebabkan kegiatan berjalan tidak sesuai rundown. Kegiatan perkenalan dalam jamaah menjadi terlambat karena telah diawali pembuatan atribut dan pengkondisian kembali setelah pembuatan atribut itu diberhentikan untuk sementara waktu. (Retno)