Oleh : Ulum
Selamat datang Mahasiswa Baru dikampus perjuangan UII !. Edisi khusus Pesta kali ini akan memuat
wawancara dengan Direktur Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia dan anggota
Tim Pengawas Pesona Ta’aruf 2015 Beni Suranto. Materi yang dibahas membicarakan seputar masalah
kemahasiswaan di lingkungan kampus UII. Meliputi problematika ospek dan pengakraban, hingga masalah
seputar kegitan Pesta 2015. Tim Profesi berhasil menemui Beni seusai acara pembukaan PESTA
2015.
Apa yang beda dari pelaksanaan PESTA tahun ini dengan tahun kemarin ?
Kami dari pihak rektorat membicarakan masalah
konsep dengan panitia memang kurang mendetail dikarenakan banyaknya kegiatan
yang sama-sama menyita waktu, mulai dari pemilwa (Pemilihan Wakil
Mahasiswa), sidang umum, dan lain
sebagainya. Walaupun begitu, kami menilai pesta tahun ini ada peningkatan.
Panitia sendiri menandatangani surat komitmen terkait dengan waktu,
profesionalisme, nilai-nilai keislaman, tidak ada kekerasan, pembodohan dan
segala macam bentuknya. Berkaca dari tahun lalu, kami evaluasi (pelaksanaan PESTA) dan pada tahun ini langsung kita
terapkan sehingga diharapkan tidak ada lagi kejadian seperti tahun kemarin.
Ketika itu pernah terjadi waktunya adzan, tetapi mahasiswa masih sibuk diluar. Panitia membuat peraturan dilarang merokok
namun kami menemukan panitianya sendiri masih merokok. Mahasiswa baru mendorong motornya karena terlambat, tapi
ketika panitianya sendiri datang terlambat tidak mendorong motornya. Jadi pada
tahun ini, segala kemungkinan-kemungkinan tersebut ada baiknya tidak terjadi
lagi.
Pasti ada. Ketika yang satu mengatakan
peraturannya seperti ini tapi yang lain malah mengatakan hal yang berbeda.
Contohnya tadi pagi kami menemukan mahasiswa baru mendorong motor karena datang terlambat.
Tetapi ada panitia yang terlambat malah tidak mendorong karena alasannya
dia panitia. tidak etis kalau alasannya cuma seperti itu. Maka jadikan
orientasi mahasiswa ini sebagai orientasi keteladanan. Sehingga mahasiswa
baru ini menghormati kakak tingkatnya karena dia adalah teladan bagi mahasiswa baru, bukan malah takut atau segala
macam. Kalau tidak ikut ini, tidak ikut itu nanti tidak bisa lulus kuliah,
janganlah seperti itu. Kalau saya sendiri, tegas dan keras itu boleh-boleh saja
selama ada hal-hal yang bermakna dibaliknya. Jangan sampai panitia memberi hukuman tapi tidak ada
maknanya. Mahasiswa itu sudah mengerti bahwa mereka dididik untuk menjadi mandiri, tapi harus
dilakukan dengan cara-caranya yang benar. Kami juga dari pihak rektorat sedang menunggu kreativitas-kreativitas dari para mahasiswa tentang orientasi ini. Apa yang
bagus-bagus silakan saja diusulkan. Contohnya, saya bayangkan orientasinya Universitas Indonesia yang
tidak lagi pakai atribut, tetapi langsung terjun ke masyarakat, bersih-bersih
lingkungan, dan segala macam. Itu lebih bermanfaat daripada menghabiskan banyak
waktu dan uang hanya untuk buat-buat atribut. Kalau atribut hanya untuk
pengenal, tinggal belikan saja co-card.
Berapa sih harganya co-card ? UII ini kan universitas yang besar,
belum lagi dengan kiprah alumninya, masa orientasi mahasiswa barunya saja masih
pakai atribut.
Selanjutnya ?
Kami juga diskusi-diskusi dengan dosen,
mahasiswa dan masukan dari orang tua juga sering datang tentang masalah
atribut. Saya lihat dan terus terang ada orang tua datang ke (Direktorat) Kemahasiswaan melaporkan adanya oknum
mahasiswa yang mengambil keuntungan dari kegiatan ini. itu tidak etis, jualan diwaktu yang
mepet dengan harga yang tidak sesuai. Apalagi jangan-jangan panitianya sendiri
yang jualan.
Panitia membuat kegiatan itu harus memenuhi
kriteria. Pertama adalah tujuan, itu harus. Kedua tidak membebani mahasiswa baru dan orang tua. Ketiga ada makna dari dilakukannya kegiatan itu.
Sehingga pada pelaksanaan orientasi tahun depan dengan potensi mahasiswa
yang ada sekarang ini, diharapkan kita dapat membuat orientasi yang lebih
berbeda dari tahun sekarang.
Kemarin dari panitia PESTA ini memberi kami (Lembaga
Pers Mahasiswa) surat edaran kalau mau meliput berita harus
ada surat keterangan ini dan segala macam, bukankah ini termasuk usaha pengekangan kebebasan
pers, bagaimana tanggapannya ?
Seharusnya hal-hal seperti ini jangan pernah
terjadi. Pers ini dilindungi mulai dari tingkat rendah hingga tingkat
atas bahkan internasional pun menjamin kebebasan pers.
Tim Pengawas ini seperti apa, apakah setiap
tahun rutin ada Tim Pengawas ?
Ya. Dari universitas khususnya bagian
Direktorat Kemahasiswaan memang selalu melakukan pengawasan bukan berarti kita
tidak percaya mahasiswa, namun kami ingin benar-benar memastikan bahwa
panitia juga menjalankan konsep yang sesuai dengan kesepakatan kami. Kami juga mengundang dekan, apabila ada
mahasiswa komplain bisa langsung saja laporkan ke dekan, kecuali mereka
komplainnya ke anak-anak LEM (Lembaga Eksekutif
Mahasiswa) yang kami tidak perlu mengawasi. Tetapi
Secara institusi, mereka harus laporkan ke Tim Pengawas. Kami juga kurang setuju dengan
agenda Prodi (Program Studi) yaitu Makrab (Malam
Keakraban). Makrab biasanya dilakukan jauh dari kampus sehingga
selain kami kurang bisa mengawasi, hal-hal negatif yang dapat menciderai
kehormatan kampus juga rentan terjadi. Seperti kita tahu sendiri, banyak
kegiatan-kegiatan mahasiswa yang sampai-sampai tega menghilangkan nyawa orang
lain. Kita tidak mau hal-hal tersebut terjadi di kampus kita ini.
Kesan dan pesan terhadap PESTA 2015 ?
Saya berharap kegiatan PESTA maupun PETA
nanti semuanya lancar dan benar-benar sesuai dengan visi-misi kegiatan, yaitu
memberikan bekal kepada mahasiswa untuk siap ketika nanti mereka masuk kuliah. Menjadikan mahasiswa
baru siap mandiri dari mental SMA menjadi mental
mahasiswa dan jauh lebih kreatif dari sebelumnya. Pesan saya kepada panitia
untuk selalu ingat tujuan itu (PESTA) untuk apa. Maka janganlah melakukan tindakan
yang semena-mena tapi maknanya tidak ada. Untuk mahasiswa baru, orientasi ini
kan adaptasi untuk ke jenjang kuliah, maka haruslah mengerti antara hak dan
kewajibannya. Misalkan berani melaporkan ketika ada panitia yang
melanggar peraturan, bertindak diluar kesepakatan, melakukan kekerasan fisik,
panitia tidak konsekuen, merokok, dan sebagainya. Saya kira mahasiswa baru
harus berani mengungkapkan hal-hal seperti itu karena itu kan untuk introspeksi
kita semua. Terakhir kami menunggu ide-ide baru untuk
orientasi baru yaitu orientasi yang berbasis keteladanan. Jadi panitianya ini
yang diteladani dan benar-benar mendidik mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang
benar
.