SEPUTAR PROFESI

"LPM PROFESI FTI UII Adakan Workshop Jurnalistik Sabtu (01/11)"

Untaian "Kata" PROFESI

Lembar berisikan berita milik PROFESI

SEPUTAR PROFESI

Pengrajin Gerabak sedang membakar karyanya agar kokoh.

Diskusi Bersama

Para Caleg (Calon Legislatif) KM FTI dalam acara Diskusi Bersama oleh LPM PROFESI

Pekan Taaruf FTI UII 2014

Suasana Pekan Taaruf (Pekta) 2014 di lingkungan FTI UII.

8/26/15

Serba-Serbi Pesta 2015

Oleh : Ulum
Selamat datang Mahasiswa Baru dikampus perjuangan UII !. Edisi khusus Pesta kali ini akan memuat wawancara dengan Direktur Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia dan anggota Tim Pengawas Pesona Ta’aruf 2015 Beni Suranto. Materi yang dibahas membicarakan seputar masalah kemahasiswaan di lingkungan kampus UII. Meliputi problematika ospek dan pengakraban, hingga masalah seputar kegitan Pesta 2015. Tim Profesi berhasil menemui Beni seusai acara pembukaan PESTA 2015.  

Apa yang beda dari pelaksanaan PESTA tahun ini dengan tahun kemarin ?
Kami dari pihak rektorat membicarakan masalah konsep dengan panitia memang kurang mendetail dikarenakan banyaknya kegiatan yang sama-sama menyita waktu, mulai dari pemilwa (Pemilihan Wakil Mahasiswa), sidang umum, dan lain sebagainya. Walaupun begitu, kami menilai pesta tahun ini ada peningkatan. Panitia sendiri menandatangani surat komitmen terkait dengan waktu, profesionalisme, nilai-nilai keislaman, tidak ada kekerasan, pembodohan dan segala macam bentuknya. Berkaca dari tahun lalu, kami evaluasi (pelaksanaan PESTA) dan pada tahun ini langsung kita terapkan sehingga diharapkan tidak ada lagi kejadian seperti tahun kemarin. Ketika itu pernah terjadi waktunya adzan, tetapi mahasiswa masih sibuk diluar. Panitia membuat peraturan dilarang merokok namun kami menemukan panitianya sendiri masih merokok. Mahasiswa baru mendorong motornya karena terlambat, tapi ketika panitianya sendiri datang terlambat tidak mendorong motornya. Jadi pada tahun ini, segala kemungkinan-kemungkinan tersebut ada baiknya tidak terjadi lagi.

Apakah ada ketidak konsistenan panitia dilapangan terhadap komitmennya?
Pasti ada. Ketika yang satu mengatakan peraturannya seperti ini tapi yang lain malah mengatakan hal yang berbeda. Contohnya tadi pagi kami menemukan mahasiswa baru mendorong motor karena datang terlambat. Tetapi ada panitia yang terlambat malah tidak mendorong  karena alasannya dia panitia. tidak etis kalau alasannya cuma seperti itu. Maka jadikan orientasi mahasiswa ini sebagai orientasi keteladanan. Sehingga  mahasiswa baru ini menghormati kakak tingkatnya karena dia adalah teladan bagi mahasiswa baru,  bukan malah takut atau segala macam. Kalau tidak ikut ini, tidak ikut itu nanti tidak bisa lulus kuliah, janganlah seperti itu. Kalau saya sendiri, tegas dan keras itu boleh-boleh saja selama ada hal-hal yang bermakna dibaliknya. Jangan sampai panitia memberi hukuman tapi tidak ada maknanya. Mahasiswa itu sudah mengerti bahwa mereka dididik untuk menjadi mandiri, tapi harus dilakukan dengan cara-caranya yang benar. Kami juga dari pihak rektorat sedang menunggu kreativitas-kreativitas dari para mahasiswa tentang orientasi ini.  Apa yang bagus-bagus silakan saja diusulkan. Contohnya, saya bayangkan orientasinya Universitas Indonesia yang tidak lagi pakai atribut, tetapi langsung terjun ke masyarakat, bersih-bersih lingkungan, dan segala macam. Itu lebih bermanfaat daripada menghabiskan banyak waktu dan uang hanya untuk buat-buat atribut. Kalau atribut hanya untuk pengenal, tinggal belikan saja co-card. Berapa sih harganya co-card ? UII ini kan universitas yang besar, belum lagi dengan kiprah alumninya, masa orientasi mahasiswa barunya saja masih pakai atribut.

Selanjutnya ?
Kami juga diskusi-diskusi dengan dosen, mahasiswa dan masukan dari orang tua juga sering datang tentang masalah atribut. Saya lihat dan terus terang ada orang tua datang ke (Direktorat) Kemahasiswaan melaporkan adanya oknum mahasiswa yang mengambil keuntungan dari kegiatan ini. itu tidak etis, jualan diwaktu yang mepet dengan harga yang tidak sesuai. Apalagi jangan-jangan panitianya sendiri yang jualan.
Panitia membuat kegiatan itu harus memenuhi kriteria. Pertama adalah tujuan, itu harus. Kedua tidak membebani mahasiswa baru dan orang tua. Ketiga ada makna dari dilakukannya kegiatan itu.  Sehingga pada pelaksanaan orientasi tahun depan dengan potensi mahasiswa yang ada sekarang ini,  diharapkan kita dapat membuat orientasi yang lebih berbeda dari tahun sekarang.

 Kemarin dari panitia PESTA ini memberi kami (Lembaga Pers Mahasiswa) surat edaran kalau mau meliput berita harus ada surat keterangan ini dan segala macam, bukankah ini termasuk usaha pengekangan kebebasan pers, bagaimana tanggapannya ?
Seharusnya hal-hal seperti ini jangan pernah terjadi. Pers ini dilindungi mulai dari  tingkat rendah hingga tingkat atas bahkan internasional pun menjamin kebebasan pers.

Tim Pengawas ini seperti apa, apakah setiap tahun rutin ada Tim Pengawas ?
Ya. Dari universitas khususnya bagian Direktorat Kemahasiswaan memang selalu melakukan pengawasan bukan berarti kita tidak percaya mahasiswa, namun kami ingin benar-benar memastikan bahwa panitia juga menjalankan konsep yang sesuai dengan kesepakatan kami. Kami juga mengundang dekan, apabila ada mahasiswa komplain bisa langsung saja laporkan ke dekan, kecuali mereka komplainnya ke anak-anak LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa) yang kami tidak perlu mengawasi. Tetapi Secara institusi, mereka harus laporkan ke Tim Pengawas. Kami juga kurang setuju dengan agenda Prodi (Program Studi) yaitu Makrab (Malam Keakraban). Makrab biasanya dilakukan jauh dari kampus sehingga selain kami kurang bisa mengawasi, hal-hal negatif yang dapat menciderai kehormatan kampus juga rentan terjadi. Seperti kita tahu sendiri, banyak kegiatan-kegiatan mahasiswa yang sampai-sampai tega menghilangkan nyawa orang lain. Kita tidak mau hal-hal tersebut terjadi di kampus kita ini.

Kesan dan pesan terhadap PESTA 2015 ?

Saya berharap kegiatan PESTA maupun PETA nanti semuanya lancar dan benar-benar sesuai dengan visi-misi kegiatan, yaitu memberikan bekal kepada mahasiswa untuk siap ketika nanti mereka masuk kuliah. Menjadikan mahasiswa baru siap mandiri dari mental SMA menjadi mental mahasiswa dan jauh lebih kreatif dari sebelumnya. Pesan saya kepada panitia untuk  selalu ingat tujuan itu (PESTA) untuk apa. Maka janganlah melakukan tindakan yang semena-mena tapi maknanya tidak ada. Untuk mahasiswa baru, orientasi ini kan adaptasi untuk ke jenjang kuliah, maka haruslah mengerti antara hak dan kewajibannya. Misalkan berani melaporkan ketika ada panitia yang melanggar peraturan, bertindak diluar kesepakatan, melakukan kekerasan fisik, panitia tidak konsekuen, merokok, dan sebagainya. Saya kira mahasiswa baru harus berani mengungkapkan hal-hal seperti itu karena itu kan untuk introspeksi kita semua. Terakhir kami menunggu ide-ide baru untuk orientasi baru yaitu orientasi yang berbasis keteladanan. Jadi panitianya ini yang diteladani dan benar-benar mendidik mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang benar
 .

Simulasi Aksi Ajang Penyampaian Aspirasi

Oleh : Ianra dan Surya

Kegiatan akbar di Universitas Islam Indonesia (UII) dalam menyambut mahasiswa baru telah memasuki hari kedua. Kegiatan akbar itu tidak lain adalah Pesona Ta’aruf (PESTA) 2015. Salah satu agenda pada Senin (24/08/15) adalah Simulasi Aksi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang telah biasa diagendakan pada pelaksanaan PESTA.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa baru dituntut untuk menumbuhkan sikap kritis, peduli, tidak malu menyampaikan aspirasi, dan mengetahui gambaran dari aksi yang sebenarnya. Ketua Steering Committee (SC) PESTA 2015 menyampaikan, “Kita perlu memberikan informasi, memberikan keilmuan kepada mahasiswa baru. Aksi yang baik itu seperti apa, aksi itu macamnya apa. Jadi, mereka tidak menilai aksi tersebut seperti yang di berita, kebanyakan yang dibahas aksi yang brutal, anarkis.”
 Dalam Aksi, mahasiswa baru mengungkapkan aspirasinya melalui tulisan di kertas karton yang mereka bawa masing-masing. Selanjutnya, beberapa dari mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi secara langsung di panggung. Aspirasi mereka didengar langsung oleh Tim Advokasi PESTA 2015, Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) UII, dan para mahasiswa baru.
Liza, salah satu peserta Aksi menuturkan, “Jujur, saya baru pertama kali ikutan Aksi. Jadi kagum liat semangat-semangat mahasiswa baru. Mungkin banyak yang seperti saya yang baru pertama kali mengikuti (Aksi). Liza juga berpendapat bahwa Aksi tersebut bisa meningkatkan semangat untuk lebih berpikir kritis.
Siti, seorang peserta dari Jamaah 47 berkesempatan menjadi wakil dari mahasiswa baru dalam menyampaikan aspirasi. Peserta Aksi yang merupakan mahasiswa Jurusan Psikologi ini dengan sangat percaya diri mengungkapkan ketidaksetujuan mengenai mahalnya sumbangan Catur Dharma UII. Siti juga menyampaikan keluhan peserta PESTA yang dibiarkan panas-panasan dan diberi konsumsi yang tidak memuaskan (bagi mereka). Hal ini diamini oleh Umu, peserta Aksi dari Jurusan Hubungan Internasional. Kami tidak puas atas konsumsi yang disediakan karena tidak sesuai dengan kualitas yang seharusnya diterima, jelas Umu. Namun, beberapa panitia PESTA terlihat berteriak dan menyampaikan ketidaksetujuannya atas keluhan peserta Aksi.
Di sisi lain, Wakil Rektor III, Abdul Jamil menyampaikan bahwa ia mendukung kegiatan tersebut. “Ya bagus. Mahasiswa itu kan ada dua, akademik dan dan non akademik. Akademik itu juga berbasis menghasilkan produk ke rakyat. Non akademik juga harus berdampak kepada rakyat. Salah satunya yang berdampak ke masyarakat itu diantaranya bagaimana (cara) berpihak pada rakyat. Nah, ini (Aksi) adalah latihan berpihak kepada rakyat, karena mahasiswa itu adalah Social Control.”

Sebagaimana yang disampaikan oleh Abdul Jamil, mahasiswa merupakan social control. Simulasi Aksi merupakan salah satu cara menjadi Social Control yang sebenarnya. Menyuarakan kesenjangan-kesenjangan sosial, menyuarakan ketidakadilan untuk mendapatkan perubahan.