10/14/15

Teka Teki Ticketing

PROFESI/Ikhwan: Proses pengambilan tiket di pos ticketing boulevard pada siang hari sebagai bentuk kontrol kendaraan yang masuk ke lingkungan Kampus UII.

Oleh: Yuniar dan Ikhwan

Sistem baru (ticketing), menggawangi permasalahan kemacetan.
Universitas Islam Indonesia (UII) memberlakukan sistem ticketing kepada kendaraan bermotor di lingkungan kampus. Sistem itu dikelola oleh Badan Pengelola Aset (BPA) Badan Wakaf. Sistem Ticketing telah melalui tahap uji coba pada awal tahun akademik 2015/2016, dan berlangsung selama 3 bulan.
Sejak tahap uji coba, pelaksanaan sistem ticketing sudah diterapkan kepada kendaraan roda empat. Akan tetapi untuk kendaraan roda dua, pelaksanaan sistem ticketing tidak diberlakukan. Seperti yang diutarakan oleh Achmad Insan, selaku master of plan dari BPA kepada PROFESI. Ia menuturkan untuk kendaraan roda dua tidak perlu melalui sistem ticketing, akan tetapi dialihkan ke kantong-kantong parkir yang telah tersedia di UII. Kantong parkir tersebut terdiri dari 5 kantong parkir, yakni pada lahan depan rektorat, lahan parkiran samping perpustakaan pusat, samping Fakultas Teknologi Industri, depan Fakultas Kedokteran, dan depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Achmad mengemukakan bahwa pelaksanaan sistem ticketing bertujuan untuk menertibkan kendaraan yang keluar masuk di lingkungan UII sekaligus sebagai sistem controlling jumlah kendaraan. Namun, fungsi controlling tersebut justru menimbulkan kemacetan. Untuk meminimalisir, pelaksanaan sistem ticketing hanya diberlakukan untuk kendaraan roda empat.
Achmad menegaskan bahwa saat ini uji coba sistem ticketing untuk kendaraan roda dua sudah tidak ada lagi. Akan tetapi,  untuk kendaraan roda empat harus berlaku sistem ticketing dan sifatnya sudah final, bukan uji coba lagi. Ia juga menyampaikan untuk kendaraan roda empat selama uji coba tidak terdapat masalah, tetapi untuk kendaraan roda dua menimbulkan masalah kemacetan.
Berlakunya sistem ticketing menimbulkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Salah satu mahasiswa Teknik Industri, Wisnu Arianto mengaku bahwa dirinya setuju dengan adanya sistem ticketing. Sebagai pengendara mobil, ia menganggap bahwa tiket tersebut sebagai tanda masuk.
Hal berbeda diungkapkan oleh Karunia Rizky Apriliani Lani, mahasiswi Teknik Industri. “Menurut saya itu (sistem ticketing) nggak efektif banget ya. Kadang jalan, kadang nggak,” ujarnya saat ditemui PROFESI. Ia menambahkan bahwa sistem ticketing tidak perlu diberlakukan karena menurutnya, sistem keamanan di parkiran sudah cukup kuat.
Achmad juga menuturkan bahwa gerbang ticketing untuk mobil tidak akan dipindah. Namun, pada kondisi tertentu gerbang ticketing dapat difungsikan sebagai portal biasa (bukan ticketing) bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi tertentu yang dimaksud Achmad adalah adanya sterilisasi UII dimana hanya akan dibuka satu pintu masuk ke lingkungan kampus. 

0 comments: