PROFESI/Ikhwan: Proses pengambilan tiket di pos ticketing boulevard pada siang hari sebagai bentuk kontrol kendaraan yang masuk ke lingkungan Kampus UII.
Oleh: Yuniar dan Ikhwan
Sistem
baru (ticketing), menggawangi permasalahan kemacetan.
Universitas Islam Indonesia (UII) memberlakukan sistem ticketing kepada kendaraan bermotor di
lingkungan kampus. Sistem itu
dikelola oleh Badan Pengelola Aset (BPA) Badan Wakaf. Sistem Ticketing telah
melalui tahap uji coba pada awal tahun akademik 2015/2016, dan berlangsung
selama 3 bulan.
Sejak tahap uji
coba, pelaksanaan sistem ticketing
sudah diterapkan
kepada kendaraan roda empat. Akan
tetapi untuk kendaraan roda dua, pelaksanaan sistem ticketing tidak diberlakukan. Seperti yang diutarakan oleh Achmad Insan, selaku master of plan dari BPA kepada PROFESI.
Ia menuturkan untuk kendaraan roda dua tidak
perlu melalui sistem ticketing, akan
tetapi dialihkan ke kantong-kantong parkir yang telah tersedia di UII. Kantong parkir tersebut terdiri dari 5 kantong parkir, yakni pada
lahan depan rektorat, lahan parkiran samping perpustakaan pusat, samping Fakultas Teknologi Industri, depan
Fakultas Kedokteran, dan depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Achmad
mengemukakan bahwa pelaksanaan
sistem ticketing bertujuan untuk menertibkan kendaraan yang keluar masuk
di lingkungan UII sekaligus sebagai sistem controlling
jumlah kendaraan. Namun, fungsi controlling tersebut justru menimbulkan kemacetan. Untuk meminimalisir, pelaksanaan sistem ticketing hanya diberlakukan untuk kendaraan roda empat.
Achmad menegaskan bahwa saat ini uji coba sistem ticketing
untuk kendaraan roda dua sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, untuk kendaraan roda empat harus berlaku sistem ticketing dan sifatnya sudah final, bukan uji coba lagi. Ia juga menyampaikan untuk kendaraan roda empat selama uji coba tidak terdapat masalah, tetapi untuk kendaraan roda dua menimbulkan masalah kemacetan.
Berlakunya sistem ticketing menimbulkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Salah satu mahasiswa Teknik Industri, Wisnu
Arianto mengaku bahwa dirinya setuju dengan adanya sistem ticketing.
Sebagai pengendara mobil, ia menganggap bahwa tiket tersebut sebagai tanda
masuk.
Hal berbeda diungkapkan
oleh Karunia Rizky Apriliani Lani,
mahasiswi Teknik Industri. “Menurut saya itu
(sistem ticketing) nggak efektif
banget ya. Kadang jalan, kadang nggak,” ujarnya saat ditemui PROFESI. Ia menambahkan bahwa sistem ticketing
tidak perlu diberlakukan karena menurutnya, sistem keamanan di parkiran sudah
cukup kuat.
Achmad juga menuturkan bahwa gerbang ticketing untuk mobil tidak akan
dipindah. Namun, pada kondisi tertentu gerbang ticketing dapat difungsikan sebagai portal biasa (bukan ticketing) bagi kendaraan roda dua
maupun roda empat. Kondisi tertentu yang dimaksud Achmad adalah adanya
sterilisasi UII dimana hanya akan dibuka satu pintu masuk ke lingkungan kampus.
0 comments:
Post a Comment